Di bulan ramadhan, masjid Sunan Ampel sangatlah ramai oleh peziarah, bahkan jumlah pengunjung bisa meningkat 2x lipat dibandingkan hari biasa yang rata rata mencapai 2.000 orang. Jumlah Pengunjung pun akan semakin ramai pada saat “maleman” atau puasa ramadhan malam tanggal tanggal ganjil yakni tanggal 21, 23, 25, 27, 29 dengan jumlah di atas 10 ribu orang, bahkan bisa mencapai 20 ribu orang. Jadi bisa anda bayangkan sendiri betapa ramainya, subhanalloh...seorang wali yang berilmu tinggi dan mengabdi pada masyarakat masih memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya walaupun beliau nya sudah meninggal ratusan tahun lalu.
Biasanya niat para pengunjung ada, yakni menjalankan salat dan dzikir di tempat bersejarah bagi penyebaran agama islam dengan tenang juga sekaligus berziarah kemakam Sunan Ampel. Disamping wisatawan lokal banyak juga wisman yang datang juga ada yang berasal dari China, Prancis, Belanda, Italia, Malaysia, Saudi Arabia, Jepang, Brunei Darussalam, Filipina, Jerman, Yunani, Selandia Baru, Korea, dan Jepang. Para wisman ini ada juga yang datang untuk beribadah dan ziarah, namun ada juga yang sengaja datang hendak melihat bentuk dan arsitektur bangunan masjid Ampel yang dibangun sejak 1421, dan kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke makam Sunan Ampel.
Masjid Ampel didirikan tahun 1421 oleh Sunan Ampel, dibantu sahabat karibnya Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, serta santrinya. Masjid ini dibangun di atas tanah seluas 120 x 180 meter persegi di Desa Ampel (sekarang Kelurahan Ampel), Kecamatan Semampir Surabaya atau berjarak sekitar 2000 m ke arah Timur Jembatan Merah.
Tidak ada data yang jelas mengenai kapan selesainya pembangunan Masjid Ampel ini. Sunan Ampel juga mendirikan Pondok Pesantren Ampel. Semenjak 1972, pemkot Surabaya telah menetapkan kawasan ini sebagai tempat wisata religi.
Kawasan Ampel sendiri merupakan sebuah area di bagian utara Kota Surabaya dimana mayoritas penduduknya merupakan etnis Arab. Di daerah ini akan anda jumpai nuansa yang sangat khas dengan dengan suasana Timur Tengah dan pasarnya yang menjual barang dan makanan khas Timur Tengah. Pusat kawasan Ampel sendiri adalah berada di area Masjid Ampel yang terletak di Jalan Ampel Suci 45 atau Jl. Ampel Masjid 53. Bilamana anda ingin berbelanja barang atau makanan khas Timur Tengah maka datanglah ke kawasan Masjid Ampel.
Masjid Sunan Ampel dibangun dengan nuansa arsitektur Jawa kuno dan nuansa Arab Islami. Sebagaimana walisongo lainnya, Sunan Ampel dalam membangun masjid ini mengadopsi budaya lokal dan Hindu-Budha lewat arsitektur bangunannya. Dizamannya dulu, masjid ini merupakan tempat berkumpulnya para ulama dan wali dari berbagai daerah di Jawa untuk membicarakan ajaran Islam sekaligus membahas metode penyebarannya di Pulau Jawa.
Masjid Ampel menggunakan bahan kayu jati dari beberapa wilayah di Jatim dan banyak masyarakat yang meyakini memiiki 'karomah'. Dalam cerita masyarakat, saat pasukan asing menyerang Surabaya dengan senjata berat dari berbagai arah dan meluluh lantakkan kota Surabaya seakan tidak ada artinya sama sekali karena tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun pada Masjid Ampel bahkan seolah masjid ini tidak terusik sama sekali.
Sunan Ampel sendiri merupakan salah satu wali songo yang berjasa menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Nama kecilnya adalah Raden Mohammad Ali Rahmatullah, beliau berfigur sangat berwibawa, bijak dan alim dan oleh karenanya mendapatkan banyak simpati dari masyarakat yang pada saat itu masih beragama Hindu – Budha. Sunan Ampel diperkirakan lahir tahun 1401 di Champa, Kamboja. Beliau merupakan keturunan bangsawan yang diperkirakan lahir pada tahun 1401, keturunan dari Ibrahim Asmarakandi yakni Salah satu Raja Champa.
Ketika berusia 20 tahun, beliau memutuskan untuk pindah ke Tanah Jawa, tepatnya di Surabaya yang ketika itu merupakan daerah kekuasaan Majapahit di bawah Raja Brawijaya. Di usianya 20 tahun, Sunan Ampel sudah dikenal pandai dalam ilmu agama. Raden Rachmat di beri tanah oleh Raja Majapahit kurang lebih seluas 12 hektar di daerah Ampel Denta atau Surabaya untuk kegiatannya. Oleh karenanya dikemudian hari , Raden Rachmat mendapatkan julukan Sunan Ampel.
Sunan Ampel memimpin syiar agama islam untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya, kemudian bersama masyarakat setempat membangun masjid untuk media dakwahnya yang kini dikenal sebagai Masjid Ampel hingga akhirnya Sunan Ampel wafat tahun 1481 dan di makamkan di sebelah kanan depan masjid Ampel.
Masjid Ampel selalu dijaga dan dirawat kebersihannya hingga kini dan menjadi salah satu warisan budaya yang terkenal di nusantara hingga mancanegara.
Sumber http://wahw33d.blogspot.com
0 Response to "Ziarah Sunan Ampel di Masjid Ampel Surabaya"
Posting Komentar