Ribuan lingkaran di tanah tandus yang lebarnya beberapa meter, dikenal sebagai "lingkaran peri" yang ditemukan di padang pasir Namibia di Afrika Selatan muncul tanpa alasan yang jelas. Selama beberapa dekade fenomena ini membuat para ilmuwan kebingungan.
Beberapa teori muncul, ada yang menganggap tanah yang mengandung radioaktif, bekas meteorit atau bahkan UFO, sementara mitos lokal menyatakan bahwa ada naga yang hidup di bawah bumi dengan napasnya yang menyala-nyala membakar vegetasi.
Namun akhirnya, seorang profesor Jerman percaya bahwa dia telah memecahkan misteri ini untuk selamanya.
Setelah penelitian selama enam tahun, dan lebih dari 40 perjalanan ke padang pasir Namib, Norbert Jürgens dari Universitas Hamburg mengatakan spesies rayap pasir telah bertanggung jawab pada fenomena ini.
Dia memeriksa ratusan lingkaran peri di lebih dari 1.200 mil padang pasir dan menemukan bahwa Psammotermes allocerus, atau rayap pasir, adalah satu-satunya spesies yang secara konsisten hadir di sini.
Menurut teori Jürgens, rayap pasir ini memakan akar tanaman sebelum tanaman ini tumbuh di tanah gurun dan menciptakan perangkap air, mirip dengan berang-berang yang membuat bendungan.
Karena kurangnya dedaunan, air hujan tidak hilang melalui transpirasi (penguapan air dari tanaman) dan sebaliknya tetap di bawah permukaan.
Hal ini memungkinkan rayap pasir untuk bertahan dan tetap aktif selama musim kering dan juga membantu rumput di tepi lingkaran untuk berkembang menarik bentuk kehidupan lainnya.
Rayap kemudian memakan rumput tersebut, sehingga secara bertahap memperluas diameter lingkaran.
Jürgens menyimpulkan bahwa lingkaran peri sebenarnya sebuah contoh luar biasa dari rekayasa ekologi oleh rayap pasir, yang dirancang untuk mempertahankan air yang berharga dalam lanskap gersang.
"Lingkaran peri dapat dianggap sebagai sebuah contoh luar biasa dari rekayasa ekosistem allogenic menghasilkan lanskap yang unik dengan peningkatan keanekaragaman hayati, didorong oleh sumber daya penting seperti air yang selalu tersedia, biomassa tanaman, dan biomassa rayap," kata Jurgenskepada surat kabar Afrika Selatan Weekend Argus.
0 Response to "Rahasia "Lingkaran Peri" di Padang Pasir Afrika Terpecahkan"
Posting Komentar