Setelah ditelusuri, sosok keduanya jauh dari garang. Jamalul Kiram III -- 1 dari 9 orang yang mengklaim sebagai Sultan Sulu -- bahkan mendeklarasikan diri sebagai penguasa termiskin di dunia.
Sutan Sulu
"Aku Sultan termiskin di dunia," kata pria 74 tahun itu seperti dimuat The Malaysian Insider. Rumahnya yang berlantai dua di berada di kawasan termiskin di Manila, ibukota Filipina.
Itu mengapa ia mengirim adiknya dan sejumlah pengikut ke Sabah -- untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Bukan untuk perang.
Namun, aksinya itu dianggap sebagai penyusup yang merongrong kedaulatan dan kehormatan negerinya. Bentrok pun tak bisa dihindari, 52 militan tewas, 8 polisi Malaysia kehilangan nyawa.
Istrinya, Fatima Celia mengatakan, keluarganya saat ini bahkan terjerat utang biaya kampanye Jamalul sebagai calon senator pada tahun 2007. Dan meski telah mengeluarkan banyak dana dan mendapat dukungan dari Presiden Gloria Macapagal, usahanya gagal total.
Jamalul belakangan bahkan menderita gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah yang makin menambah beban keluarga -- yang masih harus mengeluarkan biaya cicilan bulanan untuk rumah mereka. Tempat tinggal keluarga itu nyaris dijual, kalau saja tidak ada bantuan dari sejumlah rekan.
Jamalul yang juga menderita penyakit jantung menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat tidur -- yang dilengkapi dua tabung oksigen -- yang sekaligus juga berfungsi sebagai ruangan kerjanya.
Sebelumnya, The Philippine Star melaporkan niat Jamalul dan klannya bukan untuk mengklaim Sabah, mereka hanya ingin uang sebesar RM 5.300 atau setara Rp 16 juta yang dibayar pertahun oleh Malaysia ditambah -- uang itu bahkan tak cukup untuk mengontrak rumah di Filipina.
Raja Muda Yang Pendiam
Sementara Rajah Muda Agbimuddin Kiram, yang memimpin 235 orang Sulu di Sabah -- incaran nomor satu pasukan Malaysia -- jauh dari kesan sangar seorang panglima.
Usianya sudah 72 tahun. Adiknya, Datuk Abdilnaser mengatakan, Sang Raja Muda bukan tipe petarung. "Saat masih kecil ia dikenal pendiam dan mengedepankan jalur diplomasi untuk menyelesaikan masalah," kata dia.
Agbimuddin Kiram pernah kuliah di Sulu Trade School di Jolo. Setelah lulus ia menjadi guru sekolah dasar. Ia lalu menikahi Nurkisa, juga guru SD, yang pensiun 5 tahun lalu. Pernikahan mereka dianugerahi 10 anak.
Hanya sempat mengajar dua tahu ke Tawi-Tawi, Presiden Ferdinand Marcos mengumumkan keadaan darurat pada 21 September 1972, Raja Muda itu lari ke Sabah.
Putranya, Datuk Shayeed mengatakan, di tengah kebuntuan soal Sabah, ayahnya sebenarnya enggan memimpin pasukan ke sana. Ia tak punya sumber dana yang dibutuhkan. "Butuh waktu lama untuk meyakinkan dia," kata dia seperti dimuat Manila Bulletin, Sabtu (9/3/2013).
Dia akhirnya setuju ketika para pengikutnya mengatakan akan membayar sendiri-sendiri.
0 Response to "Kisah Sutan Sulu "Termiskin di Dunia" dan Raja Muda Pendiam"
Posting Komentar